Selasa, 08 Mei 2012

TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA

TATA SURYA
           

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahara  dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet  yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elieps, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi dan jutaan benda langit (meteor, asteroit, komet) lainnya.


TEORY TERBENTUKNYA TATA SURYA  

  • Teori Nebule atau teori kabut, yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796)

Teori kabut pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant (1749 - 1827) seorang ahli filsafatvdari jermanyang menjelaskan hipotesis terbentuknya tata surya, yaitu di jagad raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan, kemudian bagian tengah kabut lama kelamaan berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari sedang bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satelitnya. Pada waktu yang bersamaan, Pieree Simon de Laplace (1796) seorang ahli astronomi dari Perancis menemukaan teoori pembentukan tata surya yang hampir sama dengan Immanuel Kant, yang diberi nama nebula hypothesis.

 Perputaran menimbulkan gaya sentripugal yang menarik kearah luar, sedang gaya berat cenderung menarik gas-gas ke dalam kea rah matahari. Akibat kedua gaya yang berlawanan ini perlahan-lahan menjadikan awan gas yang berkeliling dan membentuk awan gas berbentuk datar, membentuk piringan gas yang berputar di sekitar matahari yang disebut Nebula Planetaria.

  •   Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi dan Forest R. Moulton (1872-1952) seorang astronom. 

Thomas C. Chamberlin(1843 – 1928) seorang ahli geologi dan Forest R. Moulton (1872 – 1952) seorang ahli astronomi yang keduanya dari Amerika menyampaikan teori planetasemal (berarti planet kecil ), yang menyatakan bahwa matahari sebetulnya telah ada sebagai salah satu bintang yang ada di alam semesta. Pada suatu waktu, ada sebuah bintang yang berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak terlalu jauh, sehingga terpengaruh oleh tarikan gravitasi bintang yang lewat dan sebagian massa matahari tertarik kearah bintang serta terhambur ke ruang angkasa sebagai massa yang dingin menjadi planet-planet kecil yang beredar pada orbitnya.

  • Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) , teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.

Sir James Jeans (1877 – 1946) dan Harold Jeffrey (1891) keduanya ilmuwan dari Inggris menyatakan teori pasang surut gas, yaitu adanya sebuah bintang yang besarnya hampir sama dengan matahari melintas mendekati matahari, sehingga mengakibatkan terjadinya pasang gas (terlepasnya sebagian massa matahari berbentuk seperti cerutu) karena daya tarik bintang yang melintas dan massa tersebut bergerak mengelilingi matahari. Dalam proses mengelilingi matahari massa tersebut mengalami perpecahan menjadi butiran besar dan kecil. Butiran besar dapat menarik butiran kecil dan bergabung membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan inilah yang menjadi planet-planet sebagai anggota tata surya.

  • Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).

Teori awan debu atau photo planet di kemukakaan oleh astronom Jerman Carl Von Weizsaecker (1940) dan disempurnakan astronom lainnya yaitu Gerald P. Kuiper (1950), yang dinyatakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Dasar pemikirannya adalah banyak dijumpai gumpalan awan seperti yang bertebaran di alam semesta. Lebih 5 milyar tahun lalu, salah satu gumpalan awan mengalami pemampatan, sehingga partikel-partikel debu tertarik kebagian pusat awan membentuk gumpalan bola dan berpilin. Gumpalan gas lama kelamaan memipih menyerupai cakram yang tebal di bagian tengah dan menipis  dibagian tepinya. Bagian tengah cakram gas berpilin lebih lambat dari bagian tepinya, dan partikel-partikel bagian tengah cakram saling menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar menjadi protosun (bahan matahari) yang akhirnya menjadi matahari. Bagian tepi berotasi sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini (proto planet) berotasi juga, yang akhirnya membeku menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.

  • Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar mempunyai kesamaan dengan teori passang surut James – Jeffreys. Mula- mula matahari merupakan bintang kembar yang letaknya berdekatan, kemudian salah satu bintang meledak dan pecahannya berputar mengelilingi bintang satunya yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak menjadi matahari, sedangkan pecahan bintang menjadi planet-planet dan satelit.

 

  •  Teori Ledakan (Big Bang),

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet kita. Planet BUMI.

Tapi tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ‘seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:

1         Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.  

2    Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.

3         Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

 Daftar Pustaka :

Adyatma, Sidharta .2012. Bahan Ajar Pendidikan Profesi Keguruan. Banjarmasin. Penerbit : CV Batur raya Banjarmasin.

2 komentar: