Minggu, 22 Juli 2012
<a href="http://narutobleachlover.net/" onmouseover="window.location=this.href" target="_blank" title="Download Anime Manga Subtitle Indonesia"><img border="0" alt="Download Anime Manga Subtitle Indonesia" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgbkdTJ8LlT5gUa3y0N0I2WnU86phBMGPnHVIzTrRmszDwYPZYY7xzRMTVo5LXIjaCSC7dO6bGZ-bDyJHaVcwqaJIuTSrXraBKDryk4P98er0Day72yMgpB4cbsgylvHJgwL7ugd8EbT4/" /></a>
Selasa, 08 Mei 2012
TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA
TATA SURYA
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahara dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elieps, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi dan jutaan benda langit (meteor, asteroit, komet) lainnya.
TEORY TERBENTUKNYA TATA SURYA
- Teori Nebule atau teori kabut, yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796)
Teori
kabut pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant (1749 - 1827) seorang ahli
filsafatvdari jermanyang menjelaskan hipotesis terbentuknya tata surya, yaitu
di jagad raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan, kemudian
bagian tengah kabut lama kelamaan berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian
menjadi matahari sedang bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan
satelitnya. Pada waktu yang bersamaan, Pieree Simon de Laplace (1796) seorang
ahli astronomi dari Perancis menemukaan teoori pembentukan tata surya yang
hampir sama dengan Immanuel Kant, yang diberi nama nebula hypothesis.
Perputaran
menimbulkan gaya sentripugal yang menarik kearah luar, sedang gaya berat
cenderung menarik gas-gas ke dalam kea rah matahari. Akibat kedua gaya yang
berlawanan ini perlahan-lahan menjadikan awan gas yang berkeliling dan
membentuk awan gas berbentuk datar, membentuk piringan gas yang berputar di
sekitar matahari yang disebut Nebula Planetaria.
- Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi dan Forest R. Moulton (1872-1952) seorang astronom.
Thomas
C. Chamberlin(1843 – 1928) seorang ahli geologi dan Forest R. Moulton (1872 –
1952) seorang ahli astronomi yang keduanya dari Amerika menyampaikan teori
planetasemal (berarti planet kecil ), yang menyatakan bahwa matahari sebetulnya
telah ada sebagai salah satu bintang yang ada di alam semesta. Pada suatu
waktu, ada sebuah bintang yang berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak
terlalu jauh, sehingga terpengaruh oleh tarikan gravitasi bintang yang lewat
dan sebagian massa matahari tertarik kearah bintang serta terhambur ke ruang
angkasa sebagai massa yang dingin menjadi planet-planet kecil yang beredar pada
orbitnya.
- Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) , teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.
Sir
James Jeans (1877 – 1946) dan Harold Jeffrey (1891) keduanya ilmuwan dari
Inggris menyatakan teori pasang surut gas, yaitu adanya sebuah bintang yang
besarnya hampir sama dengan matahari melintas mendekati matahari, sehingga
mengakibatkan terjadinya pasang gas (terlepasnya sebagian massa matahari
berbentuk seperti cerutu) karena daya tarik bintang yang melintas dan massa
tersebut bergerak mengelilingi matahari. Dalam proses mengelilingi matahari
massa tersebut mengalami perpecahan menjadi butiran besar dan kecil. Butiran
besar dapat menarik butiran kecil dan bergabung membentuk gumpalan gas di
sekitar matahari. Gumpalan inilah yang menjadi planet-planet sebagai anggota
tata surya.
Sir
James Jeans (1877 – 1946) dan Harold Jeffrey (1891) keduanya ilmuwan dari
Inggris menyatakan teori pasang surut gas, yaitu adanya sebuah bintang yang
besarnya hampir sama dengan matahari melintas mendekati matahari, sehingga
mengakibatkan terjadinya pasang gas (terlepasnya sebagian massa matahari
berbentuk seperti cerutu) karena daya tarik bintang yang melintas dan massa
tersebut bergerak mengelilingi matahari. Dalam proses mengelilingi matahari
massa tersebut mengalami perpecahan menjadi butiran besar dan kecil. Butiran
besar dapat menarik butiran kecil dan bergabung membentuk gumpalan gas di
sekitar matahari. Gumpalan inilah yang menjadi planet-planet sebagai anggota
tata surya.
- Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).
Teori
awan debu atau photo planet di kemukakaan oleh astronom Jerman Carl Von Weizsaecker (1940) dan
disempurnakan astronom lainnya yaitu Gerald P. Kuiper (1950), yang dinyatakan
bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Dasar pemikirannya
adalah banyak dijumpai gumpalan awan seperti yang bertebaran di alam semesta.
Lebih 5 milyar tahun lalu, salah satu gumpalan awan mengalami pemampatan,
sehingga partikel-partikel debu tertarik kebagian pusat awan membentuk gumpalan
bola dan berpilin. Gumpalan gas lama kelamaan memipih menyerupai cakram yang
tebal di bagian tengah dan menipis
dibagian tepinya. Bagian tengah cakram gas berpilin lebih lambat dari
bagian tepinya, dan partikel-partikel bagian tengah cakram saling menekan
sehingga menimbulkan panas dan berpijar menjadi protosun (bahan matahari) yang
akhirnya menjadi matahari. Bagian tepi berotasi sangat cepat, sehingga
terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan
kecil ini (proto planet) berotasi juga, yang akhirnya membeku menjadi
planet-planet dan satelit-satelitnya.
- Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar mempunyai kesamaan dengan teori passang surut James – Jeffreys. Mula- mula matahari merupakan bintang kembar yang letaknya berdekatan, kemudian salah satu bintang meledak dan pecahannya berputar mengelilingi bintang satunya yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak menjadi matahari, sedangkan pecahan bintang menjadi planet-planet dan satelit.
- Teori Ledakan (Big Bang),
Berdasarkan Theory Big Bang, proses
terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya
terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang
dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke
luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat,
gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6
milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang
disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya.
Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi
sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet kita. Planet
BUMI.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet kita. Planet BUMI.
Tapi tahun 1948, Gerge Gamov muncul
dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan
alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh
ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar
merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ‘seharusnya ada’ ini pada
akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan
Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan
tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi
ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus
mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada
tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1
Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen
dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2 Pembentukan perlapisan struktur bumi yang
diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih
besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak
ke permukaan.
3
Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu
inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Daftar Pustaka :
Adyatma, Sidharta .2012. Bahan Ajar Pendidikan Profesi Keguruan. Banjarmasin. Penerbit : CV Batur raya Banjarmasin.
Tapi tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ‘seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1
Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen
dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2 Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3 Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Daftar Pustaka :
Adyatma, Sidharta .2012. Bahan Ajar Pendidikan Profesi Keguruan. Banjarmasin. Penerbit : CV Batur raya Banjarmasin.
Langganan:
Postingan (Atom)